REFLEKSI TAHUN BARU 1447 H; PERUBAHAN DI ATAS JEJAK HIJRAH
Saat langit malam berganti, dan lembaran kalender Hijriyah beralih menuju tahun 1447, setiap insan beriman diundang untuk sejenak menengok ke belakang: mengingat, merenung, dan merefleksi. Tahun yang telah berlalu bukan sekadar angka yang lewat, namun sarat dengan pelajaran—pahit manisnya ujian, getir luka, dan manisnya sabar serta harapan yang terus dijaga.
Menapak Jejak Hijrah: Makna yang Terus Hidup
Tahun baru Hijriyah bukan sekadar pergantian waktu. Ia mengingatkan kita pada peristiwa agung: Hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Sebuah langkah monumental yang bukan sekadar perpindahan tempat, namun transformasi nilai, perjuangan, dan tekad meninggalkan kebatilan menuju cahaya kebenaran.
Allah SWT berfirman:
"وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً ۖ وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ"
"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan sungguh, pahala di akhirat lebih besar, kalau mereka mengetahui."
(QS. An-Nahl: 41)
Hijrah bukan hanya peristiwa masa lalu. Ia adalah spirit abadi untuk berubah ke arah yang lebih baik. Tahun baru menjadi titik tolak muhasabah: sudahkah kita berhijrah dari lalai menuju taat, dari ego menuju ikhlas, dari dunia menuju Allah?
Merenung di Atas Getir Kehidupan
Tak sedikit dari kita yang menjalani tahun lalu dengan air mata, kehilangan, kegagalan, dan luka. Namun dalam pandangan Islam, semua itu bukan sia-sia. Bahkan, setiap duka adalah ujian cinta dari Tuhan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ! إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ"
"Sungguh menakjubkan urusan orang yang beriman. Semua urusannya adalah baik baginya. Jika mendapatkan nikmat, dia bersyukur dan itu baik baginya. Jika tertimpa musibah, dia bersabar dan itu pun baik baginya."
(HR. Muslim)
Hidup memang bukan tentang lancarnya jalan, tapi tentang bagaimana kita melangkah dalam gelap dengan cahaya iman.
Petuah Ulama: Hikmah dalam Luka
Imam Ibn al-Qayyim berkata:
“Seandainya bukan karena cobaan, niscaya manusia akan menjadi sombong, lalai, dan lupa daratan. Maka musibah adalah penawar bagi hati yang keras.”
Tahun lalu mungkin membuatmu menangis. Tapi lihatlah, air mata itu membersihkan jiwamu dari debu kesombongan dan angkuh. Dari rasa memiliki yang berlebihan, dan dari lupa bahwa semua adalah titipan.
Harapan dan Hijrah Batiniah
Tahun baru ini bukan hanya soal mengganti angka, tetapi memperbarui niat. Semoga 1447 Hijriyah menjadi momentum hijrah batiniah:
- Dari malas menjadi giat.
- Dari bergantung pada makhluk menjadi bersandar hanya kepada Allah.
- Dari gelapnya dosa menuju terang taubat.
Mari kita mengucap syukur dan memperbaharui tekad. Sebagaimana doa yang diajarkan ulama:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذِهِ السَّنَةَ خَيْرًا مِنَ الَّتِي مَضَتْ وَاجْعَلْ آخِرَ كَلاَمِنَا خَيْرًا وَاخْتِمْ لَنَا بِالسَّعَادَةِ وَالرِّضْوَانِ آمِينَ.
"Ya Allah, jadikan tahun ini lebih baik dari tahun yang telah berlalu. Jadikan akhir kalam kami adalah kebaikan, dan tutuplah hidup kami dengan kebahagiaan dan ridha-Mu. Amin."
Penutup
Tahun Baru Islam bukan untuk dirayakan dengan pesta, tetapi disambut dengan perenungan, taubat, dan tekad memperbaiki diri. Hidup ini bukan tentang berapa lama kita hidup, tapi berapa dalam kita memahami tujuan hidup. Dan tujuan itu adalah kembali kepada-Nya dalam keadaan husnul khatimah.
Selamat Tahun Baru Islam 1447 H.